Senin, 04 Juni 2007

Ciri orang yang punya "TUJUAN" (OBJEKTIF)

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

CIRI orang yang punya "TUJUAN" (OBJEKTIF) adalah SELALU MELAKUKAN SETIAP PERBUATAN dengan maksud agar "KONDISI dari setiap OBJEK yang DIPERLAKUKAN dalam PERBUATAN yang bersangkutan pada HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN dan HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI INI" sedangkan KONDISI dari OBJEK tersebut dlihat/diketahui dari SUDUT PANDANG tertentu berdasarkan KALBU/HATI-NURANI.

Dengan kata lain seseorang disebut telah mempunyai "TUJUAN" bila telah dapat meng-interpretasi-kan "KONDISI dari setiap OBJEK yang DIPERLAKUKAN pada HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN dan HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI INI" sebagai "TUJUAN" dalam hidup dan kehidupan NYATA yang sedang dijalaninya.

"TUJUAN" berlaku TETAP dan kesanalah setiap kegiatan dalam hidup dan kehidupan ini DIARAHKAN sehingga setiap langkah menghasilkan kondisi yang lebih baik dari langkah sebelumnya.

Dengan demikian "Nasib Bangsa" ini hanya dapat diperbaiki oleh orang-orang yang mempunyai "TUJUAN" dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, karena hanya orang-orang yang demikianlah yang dapat merubah keadaan/kondisi bangsa ini menjadi "lebih baik".

Sedangkan seseorang yang TIDAK mempunyai "TUJUAN" hanya akan berbuat sesuatu berdasarkan "KEGUNAAN" (SUBJEKTIF) dari perbuatan yang bersangkutan, yang TIDAK berlaku TETAP karena hanya berlaku pada saat tertentu, pada tempat tertentu dan oleh seorang pelaku tertentu, sehingga orang yang bersangkutan hanya "mengikuti keadaan" (ADAPTIF).

Dengan demikian "Nasib Bangsa" ini TIDAK dapat diperbaiki oleh orang-orang yang demikian, karena hanya "mengikuti keadaan/kondisi bangsa ini" tanpa berusaha merubahnya menjadi lebih baik.

Disamping itu perbuatan yang berdasarkan pada KEGUNAAN lebih banyak dipengaruhi rasa SUKA/TIDAK-SUKA, yang selanjutnya hanya akan menimbulkan KEINGINAN.

Bila KEINGINAN sudah tidak dapat dikendalikan sehingga sangat menguasai diri seseorang, maka PENALARAN pada orang yang bersangkutan tidak dapat berfungsi lagi.

Kalau NALAR/LOGIKA seseorang sudah tidak berfungsi, apalagi kalau KALBU/HATI-NURANI-nya juga demikian, maka orang yang bersangkutan akan KEHILANGAN "AKAL-SEHAT/-PIKIRAN-JERNIH".

Seseorang yang sudah KEHILANGAN "AKAL-SEHAT/-PIKIRANJERNIH" cenderung akan BERBUAT SESUKANYA, yaitu berbuat segala sesuatu berdasarkan suatu KEGUNAAN yang DIANGGAPNYA sebagai TUJUAN, karena tidak punya pedoman tentang PERBUATAN YANG PERLU/TIDAK-PERLU DILAKUKAN.

Bila ada orang lain yang menganjurkan untuk melakukan suatu perbuatan berdasarkan TUJUAN tertentu, maka orang yang SUDAH KEHILANGAN "AKAL-SEHAT/-PIKIRAN-JERNIH" cenderung HANYA akan IKUT-IKUTAN melakukannya bila TELAH TERLIHAT ADA ORANG LAIN yang melakukannya, serta TIDAK AKAN melakukannya BILA BELUM TERLIHAT ADA ORANG LAIN yang melakukannya.

Seseorang yang sudah KEHILANGAN "AKAL-SEHAT/-PIKIRANJERNIH" akan menganggap suatu PERBUATAN adalah BENAR bila TELAH DILAKUKAN OLEH BANYAK ORANG dan akan menganggap suatu PERBUATAN adalah SALAH bila TIDAK TERLIHAT ADA ORANG YANG MELAKUKANNYA.

Berlatih diri MENGGUNAKAN "AKAL-SEHAT/PIKIRAN-JERNIH" adalah bentuk penyelenggaraan "PENDIDIKAN BISNIS" yang sedang dikembangkan oleh "M. A. Dani & Associates".

Kata lain dari "BISNIS" adalah "URUSAN" dan "AKAL-SEHAT/-PIKIRANJERNIH" diperlukan untuk "segala urusan", sehingga "PENDIDIKAN BISNIS" pada dasarnya adalah "pendidikan untuk segala urusan", dari mulai urusan pribadi, rumah tangga, sampai urusan negara.

Sistem 'PENDIDIKAN BISNIS" tidak ada persamaannya dengan sistem "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" karena tidak menyangkut ILMU PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) DAN KETERAMPILAN (SKILL), sehingga TIDAK ADA seseorang yang dianggap ahlinya (guru/dosen/instruktur/pelatih) YANG MENGAJARKANNYA.

Yang ada dalam Sistem 'PENDIDIKAN BISNIS" adalah BERLATIH SENDIRI dalam menggunakan "AKAL-SEHAT/-PIKIRAN-JERNIH", dengan cara MERUBAH POLA-PIKIR, dari POLA-PIKIR yang "lebih mementingkan KEGUNAAN" ke POLA-PIKIR yang "lebih mementingkan TUJUAN".

Dari menyelenggarakan beberapa kelas, memang terbukti bahwa ternyata MERUBAH POLA-PIKIR tersebut TIDAK SEMUDAH MEMBALIK TELAPAK TANGAN.

Hal ini dapat dimaklumi karena sengaja atau tidak sengaja sistem "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" lebih mementingkan KEGUNAAN dari pada TUJUAN, yaitu lebih mementingkan KEGUNAAN mengikuti "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" (sekolah) dari pada TUJUAN PENDIDIKAN itu sendiri, karena KEGUNAAN "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" adalah bahwa MAKIN TINGGI tingkat pendidikan yang dapat diselesaikan, MAKIN MENDAPAT TEMPAT YANG LEBIH TERHORMAT DALAM MASYARAKAT sebagai "ORANG YANG BERPENDIDIKAN" (punya embel-embel gelar kesarjanaan di depan atau dibelakang nama), sedangkan tentang TUJUAN-nya nanti saja dipikirkan setelah "selesai sekolah".

MASYARAKAT perlu disadarkan bahwa "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" BUKANLAH SEGALA-GALANYA atau SATU-SATUNYA "SISTEM PENDIDIKAN", akan tetapi JUGA DIPERLUKAN SISTEM YANG LAIN yang dinamakan "PENDIDIKAN BISNIS" dalam rangka untuk 'MEMPERBAIKI NASIB BANGSA INI".

Bila Anda merasa tertarik dan berminat untuk ikut berpartisipasi, silahkan menghubungi kami, atau akan lebih baik bila datang ke alamat kami untuk membicarakannya.

Wassalam,

Muchti A. Dani

"M. A. Dani & Associates"
Jasa Konsultansi dan Pendidikan/Pelatihan Manajemen Bisnis
BERBUAT NYATA dalam rangka "PERBAIKAN NASIB BANGSA MELALUI PENDIDIKAN BISNIS"
Jl. Kampung Melayu Kecil 5, No.3/RT.14/RW.10, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan 12840
Telpon (021) 8303541