Sabtu, 05 Januari 2008

Naluri/Intuisi Bisnis DALAM Menjalankan Usaha (Bisnis)

“Naluri/Intuisi Bisnis”

DALAM

“Menjalankan Usaha (Bisnis)”

Allah Yang Maha Pencipta telah menjadikan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, yang tidak saja telah dilengkapi dengan HASRAT/KEINGINAN serta NALURI/INTUISI, akan tetapi juga dilengkapi dengan AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA serta KALBU/HATI-NURANI, sehingga dalam melakukan setiap perbuatan TIDAK HANYA dengan mengikuti HASRAT/- KEINGINAN serta NALURI/INTUISI begitu saja, akan tetapi juga dengan menggunakan AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA serta KALBU/ HATI-NURANI untuk terlebih dahulu menentukan TUJUAN (OBJEKTIF) dari melakukan perbuatan yang bersangkutan SEBELUM melakukannya.

Ketahuilah bahwa NALURI/INTUISI digerakkan oleh HASRAT/KEINGINAN, sedangkan HASRAT/KEINGINAN akan menjadi "liar" bila tidak dikendalikan dengan AKAL-SEHAT/- PIKIRAN-JERNIH, yaitu AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA yang TIDAK DIPENGARUHI oleh HASRAT/KEINGINAN akan tetapi DITUNJANG oleh KALBU/HATI-NURANI.

Malaikat tidak dilengkapi dengan HASRAT/KEINGINAN, namun dilengkapi juga dengan AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA serta NALURI/INTUISI, akan tetapi oleh karena tidak ada HASRAT/ KEINGINAN yang akan mempengaruhi, maka AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA serta NALURI/INTUISI akan SELALU MENGARAH KE TUJUAN (OBJEKTIF) dari setiap perbuatan yang akan dilakukan, yaitu PENGABDIAN kepada Allah Yang Maha Kuasa SEMATA-MATA.

Iblis diberi HASRAT/ KEINGINAN, akan tetapi tidak dianugerahi AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA sehingga dalam melakukan setiap perbuatan hanya berdasarkan NALURI/ INTUISI yang digerakkan oleh HASRAT/ KEINGINAN, yaitu untuk selalu MEMPENGARUHI MANUSIA agar ikut melakukan segala perbuatan yang dilakukannya.

Binatang malah hanya diberi NALURI/ INTUISI, sehingga setiap melakukan suatu perbuatan hanya berdasarkan NALURI/ INTUISI pada saat akan melakukan perbuatan yang bersangkutan.

Walaupun manusia adalah makhluk yang paling sempurna, namun yang menentukan tinggi rendahnya derajat kemanusian adalah kondisi "kesehatan-akal/ kejernihan pikiran" dari manusia yang bersangkutan. Bilamana pada suatu saat AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA seseorang sudah sangat dipengaruhi

oleh HASRAT/KEINGINAN untuk melakukan suatu perbuatan, maka pada saat itu "kesehatan-akal/ kejernihan pikiran" berada dalam kondisi yang “sangat parah”, sehingga AKAL/ PIKIRAN/NALAR/ LOGIKA tidak akan dapat berfungsi dengan baik dan HASRAT/KEINGINAN dengan segera akan mendorong orang yang bersangkutan untuk melakukan perbuatan yang bersangkutan dengan segera pula (secara SPONTAN) berdasarkan NALURI/INTUISI yang ada, tanpa mempertimbangkan TUJUAN melakukannya.

Demikianlah, sehingga ada orang yang pada suatu saat sampai melakukan perbuatan yang lebih buas dari binatang yang paling buas sekalipun, sehingga derajat kemanusiannya pada saat itu menjadi paling rendah. Penyebabnya tidak lain karena AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/LOGIKA orang yang bersangkutan sudah tidak berfungsi sama sekali untuk mengendalikan HASRAT/ KEINGINAN-nya,

sehingga akibatnya HASRAT/KEINGINAN-nya-lah yang mengendalikan dirinya untuk berbuat apapun untuk memenuhi HASRAT/KEINGINAN-nya itu.

Kemampuan menggunakan AKAL/ PIKIRAN/NALAR/ LOGIKA untuk mengendalikan HASRAT/ KEINGINAN juga terlihat sangat berperan dalam diri seorang olah-ragawan dalam keberhasilannya memenangkan suatu pertandingan olah-raga. Setiap olah-ragawan pasti mempunyai HASRAT/ KEINGINAN untuk memenangkan setiap pertandingan olah-raga yang dihadapinya. HASRAT/ KEINGINAN tersebut akan memacu NALURI/ INTUISI yang kemudian menjadi dasar untuk melakukan sesuatu terhadap lawannya.

Sering kita lihat seorang olah-ragawan kalah dalam suatu pertandingan karena hanya mengikuti NALURI/ INTUISI. Oleh karena itu NALURI/ INTUISI saja tidak cukup bagi seorang olah-ragawan untuk memenangkan setiap pertandingan olah-raga. Olah-ragawan yang bersangkutan juga HARUS menggunakan AKAL/ PIKIRAN/ NALAR/ LOGIKA untuk MEMPELAJARI secepat kilat kondisi lawannya

dan dengan segera menentukan tindakan yang paling tepat untuk dilakukannya agar berhasil memenangkan pertandingan, sedangkan memenangkan pertandingan adalah merupakan TUJUANnya (OBJEKTIF-nya) mengikuti pertandingan.

Topik ini adalah salah satu topik yang DIBICARAKAN dalam “Pendidikan Bisnis” yang kami selenggarakan, karena “Naluri/ Intuisi Bisnis” saja tidak cukup untuk berhasil dalam “Menjalankan Usaha (Bisnis)”. Sekurang-kurangnya ada 2 hal yang dibicarakan dalam setiap topik dengan penekanan pada PERBEDAANNYA. Bila hal yang satu “berwarna hitam” dan hal yang lainnya “berwarna putih”, maka pada suatu saat akan timbul situasi dan kondisi yang “tumpang tindih” sehingga timbul hal baru yang “berwarna abu-abu (GRAY AREA)”.

Ketahuilah bahwa setiap GRAY AREA adalah “daerah bermasalah”, sehingga tanpa mengetahui PERBEDAAN-nya, maka dalam situasi dan kondisi tertentu akan SULIT untuk MENENTUKAN SIKAP dengan TEGAS kapan harus berwarna hitam” dan kapan harus “berwarna putih”, pada hal sangat

diperlukan agar berhasil dalam mengatasi masalah yang bersangkutan.

Bagi Anda yang merasa berminat untuk berpartisipasi dalam PENYELENGGARAAN "PENDIDIKAN BISNIS", baik sebagai PESERTA ataupun sebagai PENYELENGGARA, silahkan datang ke alamat kami untuk membicarakan kemungkinannya.

***