Selasa, 02 Oktober 2007

KENAPA DIPERLUKAN "PENDIDIKAN" BISNIS

KENAPA DIPERLUKAN "PENDIDIKAN" BISNIS
Ada seorang Ustadz yang disamping menjadi seorang Tenaga Pengajar di sebuah Pesantren, dia juga bekerja sebagai Tenaga Peneliti Pendidikan Agama di Kedutaan Negara Arab.
Ustadz ini alumni sebuah Perguruan Tinggi Agama Islam di sebuah Negara Arab dan bisa ditebak kemungkinan besar adalah Negara Arab yang Kantor Kedutaannya adalah juga tempat dia bekerja sekarang.
Pada waktu ngobrol-ngobrol di atas Kereta Api dalam perjalanan dari Bandung ke Jakarta, Ustadz ini sampai menanyakan tentang apa yang dimaksud dengan sistem pendidikan yang lain, yang dinamakan Sistem "Pendidikan" Bisnis itu, serta kenapa sistem pendidikan tersebut diperlukan PADAHAL sistem pendidikan yang SUDAH ADA dan SUDAH BERJALAN sampai sekarang SUDAH MENCAKUP SEMUA ILMU PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN yang diperlukan.
Sistem pendidikan yang sudah ada ini dinamakannya "Sistem Pendidikan FORMAL" yang juga digunakan/dijalankan di pesantren-pesantren.
Kepada sang Ustadz lalu dijelaskan bahwa Sistem "Pendidikan" Bisnis adalah sistem pendidikan tentang PEROBAHAN POLA-PIKIR dari pesertanya bahwa PERBUATAN yang PERLU atau SEHARUSNYA dilakukan adalah PERBUATAN yang apabila KEGUNAAN dari OBJEK yang diperlakukan SESUAI dengan TUJUAN (OBJECTIVE) melakukan PERBUATAN yang bersangkutan.
Kemudian untuk menjawab pertanyaannya dijelaskan serta DITEGASKAN bahwa Sistem "Pendidikan" Bisnis diperlukan karena PADA KENYATAANNYA "Sistem Pendidikan FORMAL" yang TERLIHAT serta DIJALANKAN dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini TIDAK MENDUKUNG agar terjadi PEROBAHAN POLA-PIKIR yang demikian.
Dapat diperkirakan sebelumnya bahwa sang Ustadz sebagai seorang TENAGA PENDIDIK dalam "Sistem Pendidikan FORMAL" PASTI TIDAK MENERIMA kalau dikatakan bahwa "Sistem Pendidikan FORMAL ternyata TIDAK MENDUKUNG agar terjadi PEROBAHAN POLA-PIKIR yang demikian".
Dikemukakannya bahwa Ilmu Pengetahuan yang menyangkut POLA-PIKIR, yang pernah diperolehnya di Perguruan Tinggi Agama Islam, dinamakan "ILMU HAKEKAT". Jadi katanya adalah tidak benar "Sistem Pendidikan FORMAL dikatakan TIDAK MENDUKUNG agar terjadi PEROBAHAN POLA-PIKIR". Menurutnya pengamalan suatu ilmu tergantung orang yang mengamalkannya.
Percuma untuk mempertanyakan kepadanya bahwa "ILMU HAKEKAT" pada KENYATAANNYA adalah ilmu yang "pada hakekatnya" mendalami "hakekat" dari beberapa PERBUATAN tertentu dan BUKAN mengupas tentang POLA-PIKIR yang akan mendasari setiap PERBUATAN.
Terlepas dari segi FAKTA atau KENYATAAN yang dapat dibuktikan sendiri, Ustadz ini serta para Tenaga Pendidik lainnya (guru/dosen) dan masyarakat umum TIDAK AKAN DAPAT MENERIMA bila ada yang MENGHUJAT "Sistem Pendidikan FORMAL" yang SEHARUSNYA DIUTAMAKAN dalam menjalani hidup dan kehidupan ini, karena MAKIN TINGGI tingkat pendidikan yang dapat diselesaikan, MAKIN MENDAPAT TEMPAT YANG LEBIH TERHORMAT DALAM MASYARAKAT sebagai "ORANG YANG BERPENDIDIKAN" (punya embel-embel gelar kesarjanaan di depan atau dibelakang nama).
Hanya kemudian dicoba sedikit menambahkan/membelokkan pembicaraan bahwa PEROBAHAN POLA-PIKIR sudah PASTI akan MENIMBULKAN PEROBAHAN AKHLAK oleh karena setiap PERBUATAN yang dilakukan akan mencerminkan tingkatan AKHLAK dari pelakunya.
Karena tidak ada komentar, maka dicoba menambahkan lagi "HUJATAN" yang agak lebih "sopan" bahwa pada KENYATAANNYA "Sistem Pendidikan FORMAL" yang TERLIHAT serta dijalankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini juga TIDAK MENDUKUNG agar terjadi PEROBAHAN AKHLAK pada anak-didik, sebagaimana yang diuraikan oleh Khatib dalam khotbah Shalat ‘Idul Adha yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 30 Desember 2006, atau 9 Dzulhijjah 1427H, di lapangan Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Khatib menjelaskan bahwa "PENDIDIKAN AKHLAK" mempunyai CAKUPAN atau RUANG LINGKUP yang berbeda dengan SISTEM PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS dan oleh karenanya TIDAK DAPAT DIBERIKAN melalui "Sistem Pendidikan FORMAL" yang dinamakan SISTEM "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" yang telah berjalan sampai sekarang ini, sehingga HARUS diselenggarakan OLEH dan DI SETIAP RUMAH TANGGA.
Kali ini sang Ustadz hanya tersenyum dan senyumannya itu dapat ditebak artinya yaitu untuk mengatakan bahwa semua Ilmu Pengatahuan yang diajarkan di Pesantren adalah menyangkut AKHLAK dan bahwa pengamalan suatu ilmu tergantung orang yang mengamalkannya.
Yang jelas, "Pendidikan" Bisnis MEMANG dan HARUS diselenggarakan OLEH dan DI SETIAP RUMAH TANGGA dengan MELATIH DIRI SENDIRI menggunakan POLA-PIKIR yang telah dibicarakan di kelas.
Harus SEBANYAK MUNGKIN waktu yang dihabiskan diluar kelas untuk MELATIH DIRI SENDIRI menggunakan POLA-PIKIR yang telah dibicarakan di kelas, sedangkan hanya memerlukan waktu selama 1-2 jam dalam seminggu untuk membicarakan topik-topik yang menyangkut POLA-PIKIR tersebut dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan di kelas.
Pernyataan dari sang Ustadz tentang PERBUATAN ("pengamalan dari suatu ilmu") bahwa "pengamalan suatu ilmu tergantung orang yang mengamalkannya" merupakan BUKTI bahwa ILMU PENGETAHUAN dan/atau KETERAMPILAN adalah satu hal dalam HIDUP dan KEHIDUPAN ini, sedangkan PERBUATAN adalah hal lainnya yang TIDAK HARUS ada kaitannya, karena "tergantung orangnya".
Itulah sebabnya POLA-PIKIR yang dijadikan dasar melakukan setiap PERBUATAN selalu kami katakan BUKAN merupakan ILMU PENGETAHUAN dan/atau KETERAMPILAN.
POLA-PIKIR tidak dapat DIAJARKAN, akan tetapi dapat DITUMBUHKAN dengan MEMBICARAKAN topik-topik yang berhubungan dengan POLA-PIKIR yang bersangkutan.
Disamping itu MASYARAKAT perlu disadarkan bahwa "PENDIDIKAN UMUM/DIKNAS" BUKANLAH SEGALA-GALANYA atau SATU-SATUNYA SISTEM PENDIDIKAN, akan tetapi JUGA DIPERLUKAN SISTEM PENDIDIKAN YANG LAIN yang dinamakan SISTEM "PENDIDIKAN" BISNIS dalam rangka untuk 'MEMPERBAIKI NASIB BANGSA INI".
Bila Anda merasa tertarik dan berminat untuk ikut berpartisipasi, baik sebagai peserta "PENDIDIKAN" BISNIS maupun untuk menjadi ASSOCIATE yang akan menyebar-luaskan POLA-PIKIR yang "lebih mementingkan TUJUAN dari pada KEGUNAAN", silahkan menghubungi kami, atau akan lebih baik bila datang ke alamat kami untuk membicarakannya.
***
M. A. Dani & Associates
(PT. Tatabisnis Usaha Globalisia)
Jasa Konsultansi dan Pendidikan & Pelatihan Manajemen Bisnis (Business Management Consultancy & Education/Training Services)
Jl. Kp. Melayu Kecil 5, No.3/RT.14/RW.10, Jakarta Selatan, JAKARTA 12840.
Tel: (021)8303541, E-mail muchtid@cbn.net.id
BERBUAT NYATA dalam rangka "PERBAIKAN NASIB BANGSA MELALUI PENDIDIKAN BISNIS"