Sabtu, 20 Oktober 2007

PENDIDIKAN BISNIS

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Terdapat PERBEDAAN yang PRINSIPIL tentang "PENDIDIKAN BISNIS" yang diinginkan oleh masyarakat dengan "PENDIDIKAN BISNIS" yang dapat diselenggarakan oleh "M. A. Dani & Associates".
"PENDIDIKAN BISNIS" yang diinginkan oleh masyarakat adalah yang DALAM PENYELENGGARAANNYA LEBIH MEMENTINGKAN KEGUNAAN (MANFAAT) yang akan diperoleh dalam bentuk "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)", sedangkan TUJUANNYA yang tidak lain adalah "KEMAMPUAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)", bagaimanapun bentuk atau jadinya, adalah untuk DITERIMA dan DIIKUTI saja, sehingga BUKAN atau TIDAK DAPAT dan bahkan TIDAK PERLU untuk dijadikan ARAH/PEDOMAN dalam MENYELENGGARAKAN "PENDIDIKAN BISNIS" itu sendiri.
Sedangkan "PENDIDIKAN BISNIS" yang diselenggarakan oleh "M. A. Dani & Associates" LEBIH MEMENTINGKAN TUJUAN berupa "KEMAMPUAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)" untuk dijadikan ARAH/PEDOMAN dalam MENYELENGGARAKAN "PENDIDIKAN BISNIS" itu sendiri, sedangkan KEGUNAAN (MANFAAT) yang akan diperoleh sudah PASTI ada dan TIDAK HANYA dalam bentuk "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)" saja, akan tetapi juga dalam bentuk lainnya, tergantung dari UPAYA yang mengarah ke TUJUAN tersebut.
Bahkan "MEMENTINGKAN TUJUAN DARI PADA KEGUNAAN" seharusnya adalah prinsip yang seyogianya dipegang teguh dalam melakukan setiap PERBUATAN, termasuk segala perbuatan dalam rangka menjalankan usaha (bisnis), sehingga menjadi topik yang utama yang dibicarakan dalam "PENDIDIKAN BISNIS" yang diselenggarakan oleh "M. A. Dani & Associates".
Perbedaan "PENDIDIKAN BISNIS" yang BERTOLAK-BELAKANG tersebut menyebabkan "M. A. Dani & Associates" menghadapi KENDALA YANG SANGAT SERIUS dalam melaksanakannya.
Masyarakat sebetulnya menyadari bahwa "PENDIDIKAN BISNIS" SANGAT DIPERLUKAN dalam rangka upaya "PERBAIKAN NASIB BANGSA". Akan tetapi masyarakat hanya dapat menerima bentuk penyelenggaraannya yang sama seperti dalam Sistem Pendidikan Umum/Diknas, yaitu melalui "PROSES BELAJAR MENGAJAR".
Masyarakat TIDAK atau KURANG MENYADARI bahwa pada hakekatnya "PENDIDIKAN BISNIS" yang diinginkan oleh masyarakat seperti itu TIDAK ADA, sehingga TIDAK MUNGKIN DAPAT DILAKSANAKAN.
KESIMPULAN tersebut diperoleh sebagai hasil MEMPELAJARI SENDIRI tentang POLA-PIKIR DALAM MENJALANKAN USAHA (BISNIS) yang telah saya lakukan selama tidak kurang dari 40 (empat puluh) tahun, yang menunjukkan bahwa pada KENYATAANNYA terdapat 2 (dua) hal yang SANGAT PRINSIPIL, yaitu:
1) MENJALANKAN USAHA (BISNIS) TIDAK BISA DIJADIKAN "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN" YANG DAPAT DIAJARKAN
Dalam hal ini ada seorang Pengusaha yang mengatakan bahwa "MENJALANKAN USAHA (BISNIS) ITU TIDAK ADA SEKOLAHNYA".
Kenyataan ini menyebabkan para Pengusaha pada umumnya KESULITAN dalam mengajarkan PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS) kepada orang lain, walaupun kepada anak kandungnya sendiri. Namun KESULITAN tersebut ternyata kurang dapat diterima atau dianggap kurang masuk akal oleh masyarakat karena telah TERBUKTI bahwa dengan PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS) yang selama ini dimiliki, terlihat jelas bahwa seorang Pengusaha telah BERHASIL MENJALANKAN USAHA (BISNIS) dengan baik. Disamping itu masyarakat pada umumnya menganggap apabila seseorang telah berhasil melakukan sesuatu, maka SEHARUSNYA orang yang bersangkutan dapat mengajarkan caranya kepada orang lain.
Pokoknya dalam "Proses Belajar Mengajar" maka "Yang Mengajar" HARUS "SUPERIOR" (lebih menguasai) dari "Yang diajar" tentang "Ilmu Pengetahuan dan/atau Keterampilan".
Anggapan tersebut mengakibatkan ada seseorang yang baru sekali datang berkunjung ke tempat saya, akan tetapi terus merasa KECEWA setelah melihat kondisi saya yang TIDAK MENUNJUKKAN bahwa saya adalah seorang yang TELAH SUKSES MENJALANKAN USAHA (BISNIS), sehingga dianggapnya tidak masuk akal kalau saya dapat mengajarkan "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)" kepada orang lain.
Dapat dimaklumi bahwa setelah merasa SANGAT KECEWA karena "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)" ternyata TIDAK MUNGKIN akan diperoleh dari saya, maka akhirnya orang yang bersangkutan tidak pernah datang lagi.
2) "KEMAMPUAN MEJALANKAN USAHA (BISNIS)" SANGAT TERGANTUNG DARI TINGKAT "INTELIGENSI"
Pada umumnya orang TIDAK MENYADARI bahwa segala PERBUATAN/TINDAKAN yang akan dilakukan dalam MENJALANKAN USAHA (BISNIS) ternyata TIDAK TERGANTUNG kepada "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN" yang telah diperoleh dari Sistem Pendidikan Umum/Diknas (Pendidikan Formal), akan tetapi SANGAT TERGANTUNG kepada TINGKAT INTELIGENSI.
Oleh karena itu tidak heran setelah dimintai pendapatnya tentang suatu PERBUATAN/TINDAKAN yang akan dilakukan dalam menjalankan usaha (bisnis) kepada Pengusaha oleh seseorang dalam rangka "konsultasi", maka Pengusaha yang bersangkutan HANYA menyarankan agar LAKUKAN SAJA (JUST DO IT) kalau MEMANG ternyata PERLU (NEED) untuk dilakukan dan agar TIDAK MELAKUKAN suatu PERBUATAN/TINDAKAN kalau HANYA karena INGIN (WANT) melakukannya.
Akan tetapi ternyata TIDAK MUDAH untuk MEMBEDAKAN/MEMISAHKAN antara PERBUATAN/-TINDAKAN yang PERLU (NEED) DILAKUKAN dengan PERBUATAN/TINDAKAN yang INGIN (WANT) DILAKUKAN bila TINGKAT INTELIGENSI TIDAK MEMADAI.
Dengan demikian maka KEBERHASILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS) sangat tergantung dari TINGKAT INTELIGENSI , yaitu makin tinggi TINGKAT INTELIGENSI seseorang akan makin MUDAH bagi orang yang bersangkutan untuk menentukan suatu PERBUATAN/TINDAKAN yang PERLU (NEED) DILAKUKAN.
INTELIGENSI adalah KEMAMPUAN UNTUK MEMPELAJARI ATAU MEMAHAMI ATAU BERSIKAP TERHADAP SITUASI YANG BARU ATAU SULIT, sedangkan TINGKAT INTELIGENSI seseorang adalah PENGAKUAN yang diberikan ORANG LAIN terhadap INTELIGENSI orang yang bersangkutan.
Disamping itu, KEMUDAHAN dalam menentukan suatu PERBUATAN/TINDAKAN yang PERLU (NEED) DILAKUKAN juga tergantung dari SITUASI yang sedang dihadapi, sehingga SANGAT TIDAK MUDAH untuk menentukannya bilamana SITUASI yang sedang dihadapi SANGAT BARU (belum pernah terjadi sebelumnya) dan/atau tingkat KESULITAN dari SITUASI yang sedang dihadapi SANGAT TINGGI. Dengan kata lain seseorang hanya akan dapat berhasil dalam menghadapi suatu situasi, bila TINGKAT INTELIGENSI yang bersangkutan SEBANDING dengan SITUASI yang sedang dihadapinya.
Ada seseorang yang ternyata BERHASIL menghadapi segala situasi dalam MENJALANKAN USAHA (BISNIS), pada hal diketahui bahwa tingkat INTELIGENSI orang yang bersangkutan tidak begitu tinggi.
Sebaliknya ada seseorang yang ternyata BELUM BERHASIL atau MASIH KESULITAN dalam MENJALANKAN USAHA (BISNIS), pada hal diketahui bahwa tingkat INTELIGENSI orang yang bersangkutan cukup tinggi.
Ratio (perbandingan) antara tingkat INTELIGENSI seseorang dengan tingkat KESULITAN SITUASI yang dihadapi oleh orang yang bersangkutan disebut tingkat REJEKI.
Bila ratio > 1 berarti REJEKI orang yang bersangkutan DIMUDAHKAN oleh ALLAH SUBHAANAHU WATA'ALA dan seyogianyalah orang yang bersangkutan BERSYUKUR.
Sedangkan bilamana ratio <>
Berapapun besarnya ratio tersebut adalah merupakan UJIAN terhadap setiap orang oleh ALLAH SUBHAANAHU WATA'ALA tentang kekuasaanNYA dalam MENENTUKAN REJEKI.
Saya sendiri, pada saat ini, masih sedang menghadapi SITUASI yang SANGAT BARU dan SANGAT SULIT dalam menjalankan usaha di bidang "PENDIDIKAN BISNIS". Saya tidak tahu apakah tingkat INTELIGENSI saya cukup memadai untuk menghadapinya, namun saya dapat merasakan bahwa tingkat INTELIGENSI saya BELUM SEBANDING dengan SITUASI BISNIS yang sedang saya hadapi.
Ketahuilah sebagaimana yang sering saya tulis bahwa Sistem Pendidikan Umum/Diknas hanya memacu untuk MENINGKATKAN PRESTASI, serta TIDAK MENDUKUNG untuk MENINGKATKAN INTELIGENSI.
Oleh karena itulah diperlukan sistem pendidikan yang lain untuk MENGIMBANGINYA yang saya namakan sistem "PENDIDIKAN BISNIS".
Prinsip "MEMENTINGKAN TUJUAN DARI KEGUNAAN", khususnya dalam menyelenggarakan "PENDIDIKAN BISNIS" adalah prinsip yang akan selalu dipegang teguh oleh "M. A. Dani & Associates", sehingga akan selalu KONSISTEN dengan prinsip tersebut dan sebagai konsekwensinya "M. A. Dani & Associates" TIDAK AKAN PERNAH MENGAJARKAN "ILMU PENGETAHUAN DAN/ATAU KETERAMPILAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS)" sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat pada umumnya.
Dalam situasi yang demikian tidak ada yang dapat dilakukan oleh "M. A. Dani & Associates" selain menyadarkan masyarakat bahwa pendidikan yang diselenggarakan untuk memperoleh "Ilmu Pengetahuan dan Keterampilan" seperti dalam Sistem Pendidikan Umum/Diknas TIDAK MUNGKIN dan TIDAK DAPAT DIGUNAKAN untuk menumbuhkan KEMAMPUAN MENJALANKAN USAHA (BISNIS) dalam diri seseorang.
Sebagaimana yang juga sering saya tulis bahwa TIDAK ADA PERSAMAANYA antara Sistem "PENDIDIKAN BISNIS" dengan Sistem Pendidikan Umum/Diknas, sehingga dengan demikian para tenaga pendidik dan pakar Pendidikan akan menemui KESULITAN untuk memahami apalagi untuk membicarakan tentang PERBEDAAN PRINSIP dalam Sistem "PENDIDIKAN BISNIS".
Bagi Anda yang merasa berminat untuk berpartisipasi dalam PENYELENGGARAAN "PENDIDIKAN BISNIS", baik sebagai PESERTA ataupun sebagai PENYELENGGARA, silahkan datang ke alamat saya untuk membicarakan kemungkinannya.

Wassalam,
"M. A. Dani & Associates"
Jasa Konsultansi dan Pendidikan/Pelatihan Manajemen Bisnis
BERBUAT NYATA dalam rangka "PERBAIKAN NASIB BANGSA MELALUI PENDIDIKAN BISNIS"
Jl. Kampung Melayu Kecil 5, No.3/RT.14/RW.10, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan 12840
Telpon (021) 8303541

Tidak ada komentar: